Rabu, 01 Agustus 2012

Makalah B.Indonesia (Perilaku Agresi Remaja)

DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR……………………………………………........ i
DAFTAR ISI…………………………………………………...............ii
BAB I : Pendahuluan
A. Latar belakang…………………………………………....................1
B. Pengertian Agresi Pada Remaja……………………….... ..................2
BAB II : Pembahasan
A. Faktor-Faktor Penyebab Agresi……………………….... .................2
B. Faktor biologis…………………………………………........ ...........3
C. Peran belajar model kekerasan………………………….....

Makalah Politik (Demonstrasi)

            Kata Pengantar

            Puji Syukur Kami panjatkan ke hadirat allah swt, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaiakan makalah yang berjudul DEMONSTRASI. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah pengantar ilmu politik. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karna itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersipat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi yang membaca dan bermampaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu bagi kita semua. Jakarta,06 Februari 2012

Makalah PR (Analisys Swot)

BAB I PENDAHULUAN 

 1.1 Latar Belakang 

           Perpindahan dari kampus lama kekampus baru yang berada ditengah kota dan dekat dengan kampus-kampus lain mengharuskan Prosia School Of Communication mempunyai strategi khusus agar bisa bersaing dalam prestasi maupun mencari calon mahasiswa baru agar tidak sampai kekurangan mahasiswa yang akan mempengaruhi proses perkuliaahan. Selain itu juga harus bisa mengantisipasi kemungkinan kemungkinan ancaman yang ada baik dari luar maupun dalam kampus itu sendiri. Untuk itu di perlukan sebuah analisa sebagai bahan rujukan dalam rangka menyusun program dan strategi kerja selanjutnya. Analisa ini di kenal dengan istilah analisa SWOT yaitu sebuah analisa untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan, memanfaatkan peluang yang di miliki serta menyiapkan langkah – langkah preventif untuk mengatasi ancaman yang mungkin muncul.

Makalah Hukum (solusi hukum di Indonesia)

KATA PENGANTAR 

        Dengan memanjatkan puji syukur ke khadirat Allah SWT, atas rahmat dan karuniaNya, akhirnya saya dapat menyelesaikan makalah ini, yang mengangkat tema “KONDISI DAN SOLUSI HUKUM DI INDONESIA” . Hal ini merupakan salah satu persyaratan untuk memenuhi tugas mata kuliah “PENGANTAR ILMU HUKUM” guna mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS) semester II di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Profesi Indonesia (STIKOM PROSIA), Jakarta.

Makalah Periklanan (biro Iklan)

KATA PENGANTAR 

         Dalam mempelajari ilmu periklanan kita dapat memahami bagaimana metode-metode untuk membuat suatu iklan. Sudah sejak lama periklanan digunakan sebagai wahana dalam mengomunikasikan berbagai produk atau jasa di suatu penjualan dan pembelian. Periklanan juga mencerminkan bagaimana kemajuan ekonomi suatu masyarakat. Saat ini kondisi periklanan termasuk dalam tingkat kecanggihan penyajian di Negara-negara maju. Tingkat kemakmuran suatu Negara juga bias dicerminkan oleh sejauh mana Negara itu memahami serta menggunakan fungsi-fungsi iklan dengan baik

makalah sosiologi (perubahan sosial)

KATA PENGANTAR 

        Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berisikan pembahasan mengenaiperubahan sosial atau yang lebih khususnya membahas tentang statika sosial dan dinamika sosial, hingga kini perhatian kita tertuju pada segi statika struktur sosial pada pokok-pokok bahasan seperti hubungan antar kelompok, institusi-institusi dan stratifikasi yang akan kita bahas dalam makalah ini,

Makalah Komunikasi (sentuhan dan para bahasa)

 KATA PENGANTAR

         Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian tentang komunikasi non verbal atau yang lebih khususnya membahas tentang Sentuhan Sebagai Alat komunikasi, karakteristik sertas perspektif yang akan kita bahas dalam makalah ini, Diharapkan dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang arti dari pesan non verbal tersebut. Saya menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan Makalah ini. Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah perpartisipasi. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

makalah SOSIOLOGI

KATA PENGANTAR Puji syukur Saya panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas berkat rahmat dan karuniaNyalah makalah ini bisa terselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini saya buat guna memperbaiki nilai Mata Kuliah Sosiologi dengan judul Sosialisasi dan Interaksi Sosial. Dengan ditulisnya makalah ini, Saya berharap dapat memberikan informasi mengenai sosialisasi dan interaksi sosial supaya lebih paham tentang agen sosialisasi, sosialisasi primer dan sekunder, interaksionisme simbolik, dan prinsip dramaturgi Goffman. Dalam penyelesaian makalah ini, Saya sadar masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, Saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif,guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Tak lupa Saya mohon maaf atas ketidak sempurnaan makalah ini.   DAFTAR ISI KATA PENGANTAR…………………………………………………….i DAFTAR ISI………………………………………………......................ii BAB I PENDAHULUAN………………………………........................1 1.1 Latar Belakang……………………………… ………………1 1.2 Rumusan Masalah…………………………………………...2 1.3 Tujuan………………………………………….....................3 BAB II PEMBAHASAN………………………………………………...4 2.1 Definisi Sosialisasi………………………………………......4 2.2 Pemikiran Para Ahli Sosiologi………………………………5 2.3 Agen Sosialisasi……………………………..........................6 2.4 Kesepadanan Pesan Agen Sosialisasi yang Berlainan ……...8 2.5 Sosialisasi Primer dan Sekunder…………………………….8 2.6 Interaksi Sosial………………………………........................9 2.7 Interaksionisme Simbolik…………………………………....9 2.8 Goffman dan Prinsip-Prinsip Dramaturgi………………….12 BAB III KESIMPULAN………………………………………………14 DAFTAR PUSTAKA……… BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap anggota baru dalam masyarakat harus mempelajari peran-peran yang ada dalam masyarakat, karena manusia berbeda dengan mahluk lain yang seluruh perilakunya dikendalikan oleh naluri yang diperoleh sejak awal hidupnya. Oleh karena itu sosialisasi dan interaksi sosial sangat dibutuhkan. Dalam sosialisasi, agen sosialisasi mempunyai pengaruh yang besar, meski pesan-pesan yang disampaikan agen sosialisasi yang berbeda tidak selamanya sepadan. Untuk berinteraksi dengan manusia lain kita perlu mempelajari interaksi sosial. Atas dasar itulah Saya menyelesaikan makalah yang sederhana ini, semoga bisa menambah pengetahuan kita tentang sosialisasi dan interaksi sosial.   Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini adalah : 1. Seberapa besarkah peran agen sosialisasi untuk anak? 2. Pengaruh interaksi terhadap kehidupan seseorang?   Tujuan Penulisan makalah ini bertujuan agar kita lebih mengetahui secara mendalam tentang sosialisasi dan interaksi sosial yang tidak akan terpisah dari kehidupan kita.   BAB II PEMBAHASAN Definisi Sosialisasi Menurut Berger (1978) terdapat perbedaan penting antara manusia dengan makhluk lain. Jika makhluk lain seluruh perilakunya dikendalikan oleh naluri yang diperoleh sejak awal hidupnya, maka manusia merupakan makhluk yang tak berdaya pada saat lahir karena dilengkapi dengan naluri yang relative tidak lengkap. Oleh karena itu manusia harus memutuskan sendiri apa yang harus dimakannya dan kebiaasaan yang kemudian ditegakkannya menjadi bagian kebudayaannya. Setiap kelompok mempunyai keanekaragaman kebiasaan yang berbeda-beda, untuk itu setiap anggota masyarakat baru harus mempelajari seluruh keanekaragaman kebiasaan. Berger kemudian mendefinisikan sosoalisasi”a process by with a child learn to be a participant member of society “ yaitu proses dimana anak mulai belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Pemikiran Para Ahli Sosiologi Pemikiran Mead Setiap diri manusia berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat yang lain .Menurut Mead pengembangan diri manusia berlangsung melalui beberapa tahap yaitu tahap play stage,tahap game stage,dan tahap generalized other.  Tahap Play Stage Tahap dimana seorang anak kecil mulai belajar mengambil peran orang yang berada disekitarnya. Ia mulai menirukan peran yang dijalankan oleh orang tuanya, atau peran orang dewasa lain dengan siapa ia seriang berinteraksi. Namun pada tahap ini sang anak belum sepenuhnya memahami isi peran peran yang ditirunya itu.  Tahap Game Stage Pada tahap ini seorang anak tidak hanya telah mengetahui peran yang harus dijalankanya, tetapi telah pula mengetahui peran yang harus dijalankan orang lain dengan siapa ia berinteraksi. Contohnya dikala anak bermain sebagai penjaga gawang dalam pertandingan sepak bola, misalnya ia mengetahui peran yang harus dijalankan oleh pemain lain, wasit penjaga garis dan sebagainya. Tahap Generalized Other Pada tahap ini seorang anak telah mampu berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat karena telah memahami peranannya sendiri serta peran orang lain dengan siapa ia berinteraksi. Misalnya, selaku anak ia telah memahami peran yang dijalankan orang tua, selaku anak ia telah memahami perannya. Jika seorang telah mencapai pada tahap ini menurut Mead orang tersebut telah mempunyai suatu diri. Pemikiran Cooley Menurut Coleey konsep diri (self-consept) seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. Oleh Cooley diberi nama Looking glass self . Nama demikian diberikan karena ia melihat analog pembentukandiri seseorang dengan perilaku seseorang yang sedang bercermin. Menurutnya Looking glass self terbentuk melalui tiga tahap : • Tahap pertama sesorang mempunyai persepsi mengenai pandangan orang lain terhadapnya. • Pada tahap kedua seseorang mempunyai persepsi mengenai penilaian orang lain terhadap penampilannya. • Pada tahap ketiga seorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya. Agen Sosialisasi Fuller dan Jacobs (1973) mengidentifikasikan empat agen sosialisasi utam yaiti : keluarga, kelompok bermain, media massa, dan system pendidikan. Meski klasifikasi ini dibuat untuk masyarakat Amerika, namun dapat diterapkan pula pada masyarakat kita.  Keluarga Peran agen sosialisasi pada tahap awal ini ,terutama orang tua sangat penting.Arti pentingnya terletak pada pentingnya kemampuan yang diajarkan pada tahap ini.Untuk dapat berinteraksi dengan Significant others pada tahap ini seorang bayi belajar berkomunikasi secar verbal dan nonverbal, ia mulai berkomunikasi bukan saja melalui pendengaran dan penglihatan tetapi juga melalui panca indra lain terutam sentuhan fisik. Kemampuan berbahasa ditanamkan pada tahap ini. Sang anak mulai mempunyai diri saat memasuki play stage dalam proses pengambilan peran orang lain. Ia mulai mengidentifikasikan diri sebagai anak laki-laki atau anak perempuan.  Teman bermain Pada tahap ini seorang anak mempelajari berbagai kemampuan baru. Kalau dalam keluarga interaksi yang dipelajarinya dirumah melibatkan hubungan yang tidak sederajat, maka dalam kelompok bermain seorang anak belajar berinteraksi dengan orang sederajat karena sebaya. Pada tahap inilah seorang anak mempelajari ataran yang mengatur peran orang yang kedudukannya sederajat.  Sekolah Disini seorang anak mempelajari hal baru yang belum dipelajarinya dalam keluarga atau kelompok bermain. Pendidikan formal mempersiapkan untuk penguasaan peran-peran baru dikemudian hari, dikala seorang anak tidak tergantung lagi pada orang tuanya. Menurut Dreeben yang dipelajari anak disekolah disamping membaca menulis dan berhitung adalah aturan mengenai kemandirian (Independence), prestasi (achievement), univeralisme (univeralism), dan spesifitas (specifity). Pemikiran Dreeben ini dipengaruhi oleh dikotomi yang dikembangkan oleh Talcott Parsons. Dari pandangan Dreeben kita dapat melihat bahwa sekolah merupakan suatu jenjang peralihan antara keluarga dan masyarakat. Sekolah memperkenalkan aturan baru yang diperlukan bagi anggota masyarakat, dan aturan baru tersebut sering berbeda dan bahkan dapat bertentangan dengan aturan yang dipelajari selama sosialisasi berlangsung dirumah.  Media Massa Media massa di identifikasikan sebagai suatu agen sosialisasi yang berpengaruh pula terhadap perilaku khalayaknya. Pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa jenis elektronik seperti TV dapat mengarahkan khalayak kearah perilaku prososia;l maupun anti social.Kesadaran akan arti penting media massa bagi sosialisasi pun telah mendorong bagi para pendidikuntuk memanfaatkan media massa.. Dibanyak Negara misalnya TV digunakan untuk menayangkan siaran-siaran pendidikanyang bertujuan mempengaruhi pengetahuan, keterampilan dan sikap khalayaknya. Dalam masyarakat kita TVRI serta stasiun televise swasta punsecara teratur menayangkan acara-acara pendidikan. Kesepadanan Pesan Agen Sosialisasi Berlainan Pesan yang disampaikan oleh agen sosialisai berlaina tidak selamanya sepadan satu dengan yang lain.Apabila pesan yang disampaikan oleh agen-agen sosialisasi sepadan dan tidak saling bertentangan maka proses sosialisasi diharapkan berjalan relatif lancer. Namun dalam masyarakat yang didalamnya terdapat agen sosialisasi dengan pesan yang bertentangan dijumpai kecenderungan bahwa warga masyarakat yang menjalani proses sosialisasi sering mengalami konflik pribadi karena diombang ambingkan oleh agen sosialisasi berlainan. Sosialisasi Primer dan Sekunder Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Dalam kaitan inilah para ahli berbicara mengenai bentuk bentuk proses sosialisasi setelah masa kanak-kanak (socialization after childhood), pendidikan sepanjang hidup (lifelong education), atau pendidikan berkesinambungan(continuing education). Light et al (1989) mengemukakan bahwa sosialisasi dini setelah sosialisasi primer kita menjumpai sosialisasi sekunder. Salah satu bentuk sosialisasi sekunder yang sering dijumpai dalam masyarakat ialah apa yang dinamakan proses resosialisasi yang didahului dngan proses desosialisasi. Dalam proses desosialisasi seseorang mengalami pencabutan diri yang dimilikinya, sedangkan dalam proses resosialisasi seseorang diberi sesuatu yang baru. Kedua proses ini sering dikaitkan dalam proses yang berlangsung dalam intitusi total.Suatu bentuk desosialisasi dan resosialisasi yang sering dibahas oleh kalangan ilmuan ialah praktek cuci otak. Pola Sosialisasi Menurut Jaeger pola sosialisasi ada dua, yaitu : sosialisasi represif dan sosialisasi partisipatoris. Sosialisasi represif menekankan pada penggunaan hukuman pada kesalahan,sedangkan sosialisasi partisipatoris menekankan pemberian imbalan manakala berperilaku baik. INTERAKSI SOSIAL Interaksionisme Simbolik Untuk mempelajari interaksi social digunakan pendekatan tertentu , yang dikenal dengan nama interaksionist perspective (Doughlas 1973). Diantara berbagai pendekatan yang digunakan untuuk mempelajari interaksi social, dijumpai pendekatan yang dikenal dengan nama interaksionisme simbolik (symbolik interactionisme).Pendekatan ini bersumber pada pemikiran George Herbert Mead. Dari kata interaksionisme sudah nampak bahwa sasaran pendekatan ini adalah interaksi sosiol, kata simbolik mengcu pada penggunaan simbol-simbol dalam interaksi. Herbert Blumer, salah seorang penganut pemikiran Mead, berusaha menjabarkan pemikira Mead mengenai interaksionisme simbolik. Menurut Blumer pokok pikiran interaksinisme simbolik ada tiga yang pertama adalah bahwa manusia bertindak (act) terhadap sesuatu (thing)atas dasar makna (meaning) yang dipunyai sesuatu tersebut baginya.Pokok pikiran ketiga yang dikemukakan oleh Blumer adalah bahwa makna diperlakukan atau diubah melalui suatu proses penafsiran, yang digunakan orang dalam menghadapi sesuatu yang dihadapinya. Difinisi Situasi Berbeda dengan pandangan bahwa interaksi manusia merupakan pemberian tanggapan (response) terhadap rangsangan (stimulus), maka menurut Thomas seseorang tidak segera memberikan reaksi manakala ia mendapat rangsangan dari luar.Menurutnya tindakan seseorang selaludidahului oleh suatu tahap penilaian dan pertimbangan, rangsangan dari luar diseleksi melalui proses yang dinamakan definisi atau penafsiran sesuatu. Thomas membedakan antara dua macam definisi situasi : difinisi situasi yang dibuat secara sepontan oleh individu, dan difinisi situasi yang dibuat oleh masyarakat. Aturan yang Mengatur Interaksi Difinisi situasi yang menurut Thomas dibuat oleh masyarakat itu merupakan aturan yang mengatur nteraksi manusia.Menurut Karp dan W.C.Yoels (1979) ada tiga jenis aturan,yaitu aturan mengenai ruang,mengenai waktu, dan mengenai gerak sikap tubuh. Komunikasi Nonverbal Hall dan Hall mengemukakan bahwa komunikasi nonverbal (nonverbal communication) atau bahasa tubuh (body language), yang menurutnya ada sebelum ada bahasa lisan dan merupakan bentuk komunikasi pertama yang dipelajari manusia, kita gunakan secara sadar ataupun tidak untuk menyampaikan perasaan pada orang lain. Menurut Karp dan Yoels studi sosiologi untuk gerak tubuh dan isyarat tangan dinamakan kinesics. Interaksi dan Informasi Untuk berinteraksi dengan oranglain seseorang perlu mempunyai informasi mengenai orang yang berada dihadapannya. Manakala ia asing bagi kita karena kita tidak mengetahui riwayat hidupnya atau tidak tahu kebudayaannya maka interaksi sukar dilakukan. Kekurangan informasi mengenai orang yang tidak kita kenal yang kita jumpai kita atasi dengan mencari informasi. Sumber informasi yang yang disebutkan Karp dan Yoels ialah ciri fisik seperti jenis kelamin, usia, dan ras, serta penampilan daya tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan percakapan  Warna Kulit Menurut Karp dan Yoels ciri yang dibawa sejak lahir seperti jenis kelamin, usia dan ras sangat menentukan informasi. Dalam masyarakat yang mengenal diskriminasi ras, interaksi tergantung pada warna kulit orang yang berinteraksi.Misalnya seperti dinegara kita biasanya wisatawan asing lebih dihormati dari pada wisatawan dalam negeri dalam hal pelayanan seperti pramuniaga took ataupetugas hotel.  Usia Usia pun merupakan suatu factor yang ikut menentukan pola interaksi. Dalam banyak masyarakat interaksi dengan orang yang dianggap lebih tua seperti kakek-nenek, ayah-ibu, paman –bibi sering berbeda dengan interaksi dengan orang yang sebaya serta dengan orang yang lebih muda.  Jenis Kelamin Jenis kelamin sangat mempengaruhi interaksi. Dalam percakapan dikalangan laki-laki isalnya, kita sering pokok bahasan tertentu yang tidak akan dibicarakan manakala acara tersebut dihadiri perempuan. Untuk menggaris bawahi peran penting jenis kelamin bagi kelancaran interaksi Karp dan Yoels mengisahkan kesukaran dalam berinteraksi yang terjadi manakala salah satu pihak jenis kelaminnya tidak jelas, misalnya karena sedang berada dalam proses perubahan jenis kelamin dari laki-laki menjadi perempuan.  Penampilan fisik Sejumlah hasil penelitian yang dilakukan Karp dan Yoels memperlihatkan bahwa orang yang berpenampilan fisik menarik lebih mudah memperoleh pasangan, dan bahwa orang yang merasa dirinya kurang menarik merasa dirinya mengeluh karena mengalami kesukaran dalam pergaulan. Goffman dan Prinsip Dramaturgi Erving Goffman, salah seorang ahli sosiologi yang memberikan sumbangan penting terhadap kajian interaksi. Ia menggunakan prinsip yang dinamakan dramaturgi. Usaha Goffman untuk mempelajari interaksi dengan memakai bahasa dan khayalan teater ini agaknya diilhami oleh pendapat Sheakesper bahwa dunia merupakan suatu pantas dan semua laki-laki dan perenpuan merupakan pemain. Menurut Goffman suatu perjumpaan masing-masing pihak secara sengaja maupun tidak membuat pernyataan (expression) pihak lain memperoleh kesan (impression). Goffman membedakan dua macam pernyataan yaitu : pernyataan yang diberikan, dan pernyataan yang dilepaskan. Penggunaaan bahasa dan khayalan theater untuk menggambarkan kenyataan sosial terlihat dari konsep yang dipakai Goffman untuk menggambarkan situasi perjumpaan. Kegiatan seorang peserta untuk mempengaruhi peserta lain dalam suatu interaksi atau perjumpaan (encounter), misalnya, disebutnya “penampilan” (performance). Tempat suatu kegiatan berlangsung secara teratur yang dikelilingi hambatan terhadap persepsi dinamakan social estabilishment. Tempat penyajian penampilan disebut kawasan depan (front region), disamping itu terdapat pula suatu kawasan belakang (back region) atau panggung belakang (back stage), tempat penampilan dikawasan depan dipersiapkan dan kesan yang disajikan melalui penampilan dibantah secara sadar melalui tindakan yang tidak sepadan dengan penampilan dikawasan depan. Dengan sendirinya pendekatan Goffman ini mendapat kritik berbagai pihak .Goffman menyajikan para pelaku dalam interaksi sebagai penipu (con artist), sebagai manipulator yang berusaha menipu atau memanipulasikan peserta lain. Selain itu juga banyak pertanyaan yang sukar dijawab. Dari Berjumpa Sampai Berpisah Menurut Mark L. Napp tahap interaksi dapat kita bagi menjadi dua kelompok besar yaitu taha yang mendekatkan peserta interaksi, dan tahap yang menjauhkan mereka. Tahap yang mendekatkan dirinci menjadi tahap memulai (initiating), menjajaki (experimenting), meningkatkan (intensifying), menyatupadukan (integaring), dan mempertalian (bonding). Sedangkan dalam tahap menjauhkan dirinci menjadi tahap membeda-bedakan (differentiating), membatasi (circumscribing), memacetkan (stagnating), menghindari (avoiding), dan memutuskan (terminating). Suatu hal yang perlu dikemukakan pula ialah bahwa knapp memvisualisasikantahap interaksi laksana jenjang- jenjangpada anak tangga. Kita dapat bergerak terus keatas sampai mencapai puncak anak tangga (pertalian), kita juga dapat bergerak terus kebawah sampai tangga terendah (pemutusan hubungan).Perlu kita perhatikan pada penahapan Knapp tidak menutup kemungkinan bagi urutan tahap berlainan dalam kebudayaan yang berbeda.   BAB III KESIMPULAN Kesimpulan Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan agen sosialisasi keluarga terutama orang tua sangat penting untuk tumbuh kembangnya anak, dan interaksi pada seseorang berhasil bila bergerak terus keatas seperti anak tanggasampai mencapai puncak anak tangga (pertalian).   Daftar Pustaka Sunarto,Kamanto.2004.Pengantar Sosiologi.Jakarta.Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Cerita KOCAK

SALAH TAFSIR

         Suatu pagi yang indah di sebuah sekolah dasar, seorang guru yang begitu berdedikasi mengajar anak2 muridnya tentang betapa bahayanya minuman keras kepada mereka.
Sebelum memulai pelajarannya pada hari itu dia telah mengambil 2 ekor cacing yang hidup, sebagai sampel dan dua gelas yang masing2 berisi dengan air mineral dan arak.. “Coba perhatikan murid2.. lihat bagaimana saya akan memasukkan cacing ini kedalam gelas, perhatikan betul2. Cacing yang sebelah kanan saya, akan saya masukkan ke dalam air mineral sedangkan cacing yang sebelah kiri saya akan masukkan ke dalam arak. Perhatikan betul2.” Semua mata tertuju pada kedua ekor cacing itu. Cacing yang berada dalam gelas yang berisi air mineral itu berenang di dasar gelas, sedangkan cacing yang berada di dalam arak tergeletak lalu mati. Si guru tersenyum lebar melihat anak2 muridnya memberikan perhatian pada pelajarannya.
“Baiklah murid2, apa yang kamu dapat dari pelajaran yang saya tunjukkan tadi??” Dengan penuh yakin anak2 muridnya menjawab, Untuk menghindari cacingan….. minumlah arak………

content:"Posted by : Hendro
Spesial Thx For : Allah SWT Kedua Orangtua dan Kakak-Adik di Jawa Seorang Wanita yang selama ini kudambakan dan Teman-teman yang selalu ada disampingku TERIMA KASIH

Mengenai Saya

Foto saya
Semoga dengan adanya blog ini bisa memunculkan ide-ide kreatif penulis yang selama ini terpendam,dan dapat berguna buat teman-teman semuanya.