Beratnya Perjuangan Hidup di Jakarta
Kota Jakarta, kota
yang menjadikan banyak orang untuk mencoba mengadu nasib disana. Dikota inilah
banyak orang dari berbagai daerah, suku, dan budaya berkumpul untuk mengais sedikit rejeki.
Banyak anggapan dari orang-orang dikampung bahwa jakarta adalah
kota impian yang mengandung sejuta harapan, hal itu banyak dibuktikan dari
beberapa orang yang kembali kekampung, kehidupannya berubah jadi orang
berada, maka tak heran jika anggapan orang desa, jakarta adalah kota
harapan semakin kuat.
Sebenarnya Jakarta bisa kita katakan kejam Bahkan Lebih kejam dari ibu
tiri, Ibu tiri ja takut hidup di Jakarta. Begitulah kata-kata yang sering
kita dengar ketika membicarakan kehidupan di Jakarta. Tak hanya orang
dewasa saja yang merasakan sulitnya hidup di Jakarta, remaja bahkan bocah
ingusan pun ikut memutar otak untuk mencari uang agar bertahan hidup di
metropolitan ini.
Saya termasuk dari salah satu orang yang merasakan beratnya hidup
di Jakarta dan belum bisa menaklukkan kota Jakarta yang serba sibuk ini. Selain
bekerja, alhamdulilah saya bisa meneruskan pendidikan di salah satu
Perguruan tinggi swasta di Matraman Jakarta Pusat. Namun setelah menginjak
semester 4, saya mulai merasakan betapa sangat beratnya kerja sambil kuliah
di Jakarta. Dimana tugas yang diberikan oleh dosen semakin hari semakin banyak saja. Sebenarnya tugas-tugas yang diberikan bisa kita selesaikan jika kita punya banyak waktu untuk mengerjakan itu tugas, namun kondisinya sekarang kita tidak hanya mikirin tugas yang ada dikampus saja, namun kita juga harus memikirkan tugas yang da dikantor kita juga, sehingga kadang-kadang konsentrasi kita saat kerja pecah dan tak jarang kerjaan dikantor hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh perusahan kita, dan kita- pun kena marah oleh atasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar